Alam semesta atau jagat raya kata ini digunakan untuk menjelaskan seluruh ruang waktu
kontinu di mana kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya pada
pertengahan pertama abad
ke-20. Usaha untuk memahami pegertian alam semesta dalam lingkup ini pada skala
terbesar yang memungkinkan, ada pada kosmologi, ilmu
pengetahuan yang berkembang dari fisika dan astronomi.
Alam
semesta/ cosmos adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada,
termasuk bumi tempat manusia hidup.
Sepanjang
sejarah hidupnya, manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan
pengetahuan tentang alam semesta ini. Perkembangan dari awal hingga akhir dari
pandangan - pandangan tersebut adalah sebagai berikut :
.
Pandangan Antroposentris
Pandangan
ini menyatakan bahwa manusia sebagai pusat segalanya di alam semesta ini. Dalam
bahasa Yunani, anthropes = manusia, centrum / centris
berarti pusat. Bangsa primitif sejak awal sudah menyadari adanya bumi dan
langit, matahari, bulan dan bintang. Bumi dianggap serupa dengan hewan,
tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri. Bangsa Babilon (hidup sekitar 2000 SM)
menggambarkan alam semesta ini sebagai kubah tertutup, dimana bumi sebagai
lantainya dan di sekeliling bumi terdapat lubang yang tergenang air, serta di
seberang air terdapa gunung tinggi yang menyangga langit.
2. Pandangan
Geosentris
Dalam bahasa
Yunani Geo artinya Bumi. Pandangan ini memandang Bumi sebagai pusat
Jagat Raya, meyakini bahwa semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi
merupakan pusat kekuatan alam semesta.
Tokohnya:
Anaximander ( 526 SM ),Thales – Yunani ( 546 SM )
Pada awalnya,
manusia menganggap bahwa bumi mempunyai kedudukan istimewa dialam semesta
ini,karena melihat karena matahari terbit disebelah timur, pada tengah hari ada
ditengah kepala kita dan terbenam disebelah barat. Hal ini berarti matahari
mengitari bumi anggapan ini pula yang mendasari hipotesis “geosentris” dari
ptolomeus.
Ptolomeus
(70-147 SM) telah berusaha dijelaskan gerak bulan,planet,dan matahari ini
dengan menempatkan pada gerak planet, matahari, dan bulan pada lapisan yang
berotasi mengelilingi bumi. Pandangan ptolomeus yang memandang bumi sebagai
alam semesta dinamakan pandangan atau “hipotasis geosentris”. Pandangan ini
bertahan lama sekali sampai dengan abad pertengahan.
Di dalam
astronomi bola, geosentrik adalah cara memandang/mendefinisikan posisi
benda-benda langit dengan Bumi sebagai pusatnya.Karena jarak obyek-obyek
langitbegitu sangat besar jikadibandingkandengan ukuranBumi, maka posisinya
pada bolalangit seringkali harusdidefinisikan tidak lagibergantung pada
posisipengamat di permukaan bumi,tetapi Bumi sendirilah yangmenjadi pusatnya.
Kebanyakan tata koordinat langit merupakan tatakoordinat yang geosentrik.Hal
ini dilakukan untuk kemudahan semata.Istilah geosentrik sering merujuk juga
pada " teori geosentrik",yaitu sebuah model alam semesta dimana Bumi
adalah pusatnya.
Pemahaman
manusia akan alam semesta semakin bertambah seiring dengan perkembangan
pemikiran manusia dan kemajuan ilmu dan teknologi. Dulu manusia mengira posisi
Bumi kita begitu istimewa, sebagai pusat alam semesta, dan sebagai pusat
perputaran seluruh benda-benda langit.
3.
Pandangan Holiosentris
Helios
dalam bahasa Yunani adalah matahari. Pandangan ini menyatakan bahwa pusat Jagat
Raya adalah Matahari. Sebagai akibat majunya alat penelitian dan sifat ilmuwan
yang kritis maka pandangan bumi sebagai pusat Jagat Raya bergeser menjadi
matahari sebagai pusat. Bumi dan benda langit lainnya beredar mengelilingi
Matahari. Pelopor pandangan ini adalah Nicolaus Copernicus. Copernicus menyatakan
pandangannya dalam buku yang berjudul De Revolusionibus Orbium Celestium
(tentang revolusi peredaran benda - benda langit).
Pandangan
heliosetris ini menempatkan Matahari sebagai pusat alam semesta dan pusat
peredaran seluruh benda-benda langit, menggantikan posisi yang dulu ditempati
oleh Bumi dalam pandangan geosentris.
Konsep
Heliosentris itu sendiri dikenal dipopulerkan oleh Copernicus (ilmuwan Eropa).
Namun tidak dapat dipungkiri, dalam merumuskan konsep tersebut ia turut
mengadopsi pemikiran dan perhitungan para ilmuwan sebelumnya. Hingga saat ini
konsep Heliosentris-lah yang terbukti benar secara empiris dan tidak ada fakta
yang bertentangan dengannya.
4.
Pandangan Galaktosentris
Pandangan ini merupakan perkembangan dari hasil
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil dikembangkan oleh para
ahli. Pada tahun 1920 dibangun teleskop raksasa di Amerika Serikat. Melalui
teleskop ini dapat diperoleh informasi ihwal bintang dan galaksi yang semakin
luas dan dalam. Perkembangan ini membawa pandangan bahwa pusat alam semesta
adalah galaksi.-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar