A. KONSEPSI TENTANG ALAM SEMESTA
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan
pemikiran apa yang melandasinya ? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang
sejarah, bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat observasinya,
dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu sendiri. Konsepsi yang
mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan besarnya tidak
terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang lain
adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak
terhingga lamanya Sampai masa yang akan datang.
b.Teori Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari
gas yang berserakan secara teratur diangkasa kemudian menjadi kabut
(menjadi kumpulan kosmos-kosmos ).Dalam pengertian alam semesta
mengcakup tentang Mikro kosmos dan makrokosmos.
Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti, atom, sel,
elektron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu
benda-benda yang berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.
Teori yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan pakar, tentang bagaimana terbentuknya alam semesta ada dua, yaitu :
1. Teori Keadaan Tetap.
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada tanpa awal dan ada selama-lamanya.
2. Teori Dentuman Besar. ( Big Bom = Ledakan Besar )
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada dari suatu ketiadaan.
Dan akan berakhir dengan ketiadaan pula. Dan teori menyatakan
bahwasanya alam pada awalnya semua objek dialam semesta adalah satu dan
kemudian terpisah karena suatu ledakan yang sangat dahsyat.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya langit dan bumi
keduanya dahulu adalah suatu yang padu dan kemudian dipisahkan :
أولم يرالذين كفروا أن السمات واللأرض كانتا رتقا ففتقنا هما وجعانا من الماء كل شيء حى أفلا يؤمنون
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami jadikan segala sesuatu
yang hidup, maka mengapa mereka juga tidak beriman ?” (QS.Al Anbiya :
30 )
Proses penciptaan langit dan bumi menurut Al-Quran tidak semata dapat
disusun dari ayat-ayat yang menyatakan penciptaan langit dan bumi,
tetapi juga dapat dilihat dari kisah-kisah cerita kemusnahannya nanti,
misalnya surat Al-Anbiya’ ayat 104 dan surat yassin ayat 29.
B. TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI DAN TATA SURYA1.Teori Nebulata .
Yaitu teori yang menyatakan bahwasanya tatasurya terbentuk dari awan
panas atau kabut gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Pierre Simon (1796).
Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dn memadat karena adanya
gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya
terbentuklah pada pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya
inti-inti kecil dari planet-planet.
Adapun menurut Laplace, susunan matahari berasal dari kabut pijar dan
merupakan bagian besar yang berputar makin cepat, dan karena proses
pendinginan, mak kabut bagian luar terpisah membentuk petang gelap
kabut yang akhirnya membentuk planet-planet dengan benda-benda yang
mengelilinginya berupa satelit.
2.Hipotesis Planettesimal.
Teori ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja pembentukan
planet-planet tidak harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain (
bintang ) lain yang kebetulan lewat dekat tatasurya, yang mana
tatasurya kita merupakan bagian didalamnya.
3.Teori Tidal
Menurut teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini
disebut tidal. Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah
bintang yang kemudian meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar
angkasa, dari ledakan tersebut awan gas tertinggal oleh gaya
tarik-menarik matahari, awan gas itu ditarik mendekati kepadanya dan
kemudian berubah menjadi planet-planet.
C. Hipotesis Kejadian Bumi
1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah
gas yang bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan
masing-masing berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu
menghasilkan matahari dan dari matahari timbul en-pragmen yang
mendingin lalu menjadi planet-planet.
2. Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka
berpendapat bahwa adanya bintang besar yang mendekat kira-kira seperti
bulan dan bumi, yaitu bulan yang menyebabkab pasang surutnya lautan
yang mana bulan tak cukup kuat untuk menarik air menjulur jauh, akan
tetapi matahari yang didekati bintang itu menjauh,lidah api dari
matahari asal itu putus dan pecah berkeping-keping seraya mengenbun dan
membeku menjai planet-planet dan planetoida.
Hipotesis ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya
tarik-menarik suatu bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi
peledakan yang melepaskan sebagian materialnya dan dari material inilah
terbentuk Planet dan Planetoida.
Teori Terbentuknya Galaksi
Hipotesis Fowler ( 1957 )
Menurut Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti
sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar
yang bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan
rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia
mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai
berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin
turun temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai
bentuk yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu
diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi,
tempat dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn
secara eksplosif
Penciptaan Alam Semesta
- Dari sudut Islam
teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan dan pakar diatas
sama sekali tidak bertentangan antara satu dengan yang lainnya walaupun
kita lihat bahwa terjadi perbedaan yang mencolok pada hipotesis mereka,
dan Al-Qur’an pun mendukng hipotesis mereka sbgaimana alaah berfirman :
سنريهم ءاياتنا فى الأفاق وفى أنفسهم حِِِِِِِتى يتبين لهم أنه الحق أولم يكف بربك أنه على كل شيء شهيد . (الفصلت : 53)
“Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda( kekuasaan) kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah pada
diri mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar, dan apakah tuhanmu tidak
cukup ( bagi kamu ) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.
( QS Al-Fhussilat 53 ).
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang penciptaan alam semesta yang
tercantum dalam surat Al-Anbiya’ dan Al-Fhussilat ayat 11 yang berbunyi
:
ثم استوى إلى السماء و هى دخان فقال لها وللأرض ائتنا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين ( الفصلت :11)
Artinya:
Kemudian dia menuju dari penciptaan langit, dan langit masih merupakan
asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu
keduanya menurut perintahku dengan suka hati atau terpaksa” Keduanya
menjawab “Kami datang dengan suka hati”. ( Al-Fhussilat : 11 ).
Dari ayat-ayat Al-Qur’an diatas disimpulkan bahwa alam semesta itu ada
karena diciptakan oleh Allah, dan bukanlah suatu kebetulan seperti yang
dikatakan oleh orang-orang materialisme.
- Dari Sudut Modern
Terdapat dua pendapat pada penciptaan alam semesta dari sudut ilmu
pengetahuan modern. Pertama : bahwasanya alam semesta tidak diciptakan,
artinya alam semesta ini terjadi karena suatu yang kebetulan yairu
merupakan sekumpulan zat yang konstant, stabil dan tidak berubah. Kedua
: Bahwasanya alam semesta ini di ciptakan . setelah dilakukan observasi
dan pengambilan experiment-experiment dan juga melalui perhitungan
fisika, terbukti bahwa alam semesta memiliki suatu awal dari ledakan
dahsyat (Big Bang) dan semua itu tidak lain hanyalah karena adanya
Allah SWT.
Menurut Fowlet, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu galaksi tidaklah
seperti sekarang ini. Pada saat itu galaksi masih merupakan kabut gas
hydrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa. Kabut gas
hydrogen tersebut bergerak perlahan-lahan, berputar pada porosnya,
sehingga berbentuk bulat.
Berdasarkan pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :
- galaksi berbentuk spiral (spiral galaxis) jumlah 80%.
- galaksi berbentuk ellips (elliptical galaxis) jumlah 17%
- galaksi berbentuk tak beraturan (irregular galaxis) jumlah 3%
1.Galaksi Spiral (Spiral Galaxis)
Galaksi ini merupakan galaksi yang berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian :
a. pusat spiral galaksi yang terdiri dari gugusan bintang yang berbentuk bulat
b. lingkaran yang membungkus pusat spiral
c. piringan dengan lengan spiral
Macam-macam galaksi spiral :
a. Galaksi Bima Sakti
Galaksi ini pernah disebut Susunan Kapteyn. Kapteyn adalah seorang
astronom yang mengemukakan bahwa matahari terdapat pada galaksi bima
sakti ini.
b. Galaksi Andromeda
Dengan mata telanjang, galaksi ini tampak seperti lilin dengan panjang
30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan teleskop kecil sudah dapat
dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila menggunakan teleskop
100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts Wilson, ternyata
galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa.
c. Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin)
Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya.
d. Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel)
Galaksi yang bergangsing (berputar) di daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya.
e. Galaksi Pusaran Air
Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur.
f. Kabut Magellan (Magellanic Clouds)
Gugus bintang ini disebut kabut Magellan, karena ditemukan oleh
Magellan pada tahun 1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak di
konstelasi Dorado dan Tucan.
2.Galaksi Ellips (Elliptical Galaxis)
Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang sudah
diketahui, galaksi ini berbentuk ellips, merupakan bangunan yang
sederhana karena hanya terdiri atas :
- pusat roda
- selubung yang membungkus pusat
3. Galaksi tidak beraturan (Irregular Galaxis)
Galaksi ini berjumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang sudah
ditemukan. Galaksi ini terlihat sebagai gumpalan datar atau onggokan
bintang yang semakin menebal, sebagian menipis dalam batas-batas yang
tidak jelas.
Para ahli yang menekuni bidang kosmografi beserta teorinya
Immanuel kant tahun 1755
Matahari semula berbentuk kabut gas yang bersuhu amat tinggi dan
berputar/berotasi dengan sangat lambat. Kabut gas ini makin lama
mengalami penurunan suhu, sehingga makin berkerut menjadi lebih kecil
dari keadaan semula dan gerak rotasinya makin cepat, dan akhirnya kabut
gas tersebut menjadi bentuk cakram. Karena cepatnya gerak rotasi
menyebabkan bagian-bagian tepi dari cakram tersebut lepas. Bagian kabut
yang terlepas tetap berputar, dan lama-lama dingin dan mengeras dan
beredar mengelilingi pusat kabut.
Claudius Ptolemeus
Planet-plenet beredar sepanjang lingkaran kecil yang disebut gerak
epi-cycle yang pusatnya mengitari matahari. Lingkaran besar dengan bumi
sebagai pusatnya. Dengan demikian dapatlah diterangkan mengapa jalan
planet berbelok-belok. Paham ini disebulGeosentris
Menurut Aristoteles
Seorang filsafat yang hidup sekitar 300 SM yang menerangkan bahwa
peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain. Aristoteles
berpendapat bahwa Matahari, planet dan bintang-bintang semua beredar
mengelilingi Bumi
Nicolus Copernicus
Paham ini menempatkan matahari di pusat sistem yang berturut-turut
dikelilingi oleh Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, dan Saturnus.
Bulan mengelilingi bumi dalam waktu 27.5 hari. Paham ini disebut paham Heliosentris yang diperkuat dengan ditemukannya parallax bintang dan aberasi.
Menurut Galileo Galilei
Hidup pada zaman setelah ditemukan Teleskop, tanggal 7 Januari 1610
dengan menggunakan teleskop menemukan Jupiter. Bukan hanya sebuah titik
cahaya kecil, melainkan berupa sebuah bola besar dengan empat buah
pengiringnya, dia juga membenarkan teori Copernicus.
Teori Pasang Surut oleh James Jeans dan Jeffrys
Teori ini mangemukakan bahwa dahulu kala ada bintang besar yang
mendekat matahari. Karena gaya tarik bintang itu, maka terjadilah efek
pasang surut pada permukaan matahari. Sebagian dari massa matahari
tertarik membentuk tonjolan ke arah bintang. Kemudian dengan menjauhnya
bintang tersebut, tonjolan itu tertarik dan membentuk cerutu dan
akhirnya lepas dari matahari. Lalu massa tersebut pecah dan saling
meggumpal dengan ukuran yang berbeda-beda, berputar dan mendingin
menjadi planet-plenet beserta satelitnya.
Teori Bintang Kembar
Bahwa dahulu, matahari merupakan bintang kembar. Kemudian salah satu
tersebut meledak. Pecahan-pecahannya berputar mengelilingi bintang yang
tidak meledak. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari sedang
pecahannya mendingin menjadi planet serta satelit.
Teori Kabut Kant-Leplace
Tata surya dahulu berasal dari kabut spiral yang berputar cepat. Karena
putarannya, sebagian dari massa kabut terlepas membentuk berapa gelang
yang berpusat pada inti kabut. Lama-kelamaan membentuk gumpalan. Lalu
gumpalan tersebut, mendingin dan mengeras menjadi planet baru beserta
satelitnya. Sedangkan Kant mengemukakan terjadinya kabut pilin. Ia
mengemukakan bahwa di angkasa raya berisi berbagai macam gas. Gumpalan
gas-gas yang besar menarik yang lebih kecil sehingga kabut tersebut
menjadi lebih besar. Akibatnya terjadilah tabrakan antar gumpalan gas
yang menyebabkan kabut panas dan berputar sebagai kabut pilin.
Teori Proto Planet oleh C.F Von Wiszacker dan Gerald P. Kuiper
Teori ini mengemukakan bahwa sekitar matahari terdapat gas hidrogen dan
helium. Gas tersebut ada yang menghilang tetapi ada juga yang mendingin
membentuk gumpalan-gumpalan dan secara perlahan-lahan membentuk
gumpalan padat. Gumpalan itulah yang disebut proto planet.
Al Battani Ahli Astronomi Mendunia
Buah pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia
adalah lamanya bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia
menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam
waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati
dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat. Itulah hasil
jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada
musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terjauh
matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan
yang dilakukan oleh Ptolemy.
Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari.
Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik,
panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan
orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan
sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan
pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.
Ibnu Yunus Ahli Astronom Legendaris dari Mesir
Ibnu Yunus sangat terkenal dengan adikaryanya bertajuk al-Zij al-Hakimi al-Kabir. Kitab
yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi – sebuah hasil penelitian
yang sangat akurat. NM Swerdlow dalam karyanya berjudul Montucla’s Legacy: The History of the Exact Sciences mengungkapkan, al-Zij al-Hakimi al-Kabir merupakan
salah satu karya astronomi yang sangat mashur. Tabel yang disusunnya
itu digunakan untuk beragam keperluan astronomi. Salah satunya untuk
kepentingan penanggalan yang digunakan masyarakat Muslim di beberapa
wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel itu juga mengupas tentang
teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur dan lintang
matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan untuk
menentukan arah kiblat.
Al sufi ( 903-983 M)
Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman
as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi
terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi
matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan seribu satu cara penggunaannya.
Penjelasan
A. Meteor
Meteor adalah benda langit yang masuk ke dalam wilayah atmosfer bumi
yang mengakibatkan terjadinya gesekan permukaan metor dengan udara
dalam kecepatan tinggi. Akibat adanya gesekan yang yang cepat tersebut
menimbulkan pijaran api dan cahaya yang dari kejauhan kita melihatnya
seperti bintang jatuh.
B. Meteorit
Meteorit adalah benda-benda di luar angkasa dengan kecepatan yang
cepat. Jumlah meteorit di angkasa raya tidak terhitung karena sangat
banyak dengan berbagai bentuk, jenis, bahan kandungan, warna, sifat dan
sebagainya.
C. Komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari. Komet memiliki
orbit garis edar sendiri yang bentuknya sangat lonjong. Komet biasa
disebut sebagai bintang berekor karena sifatnya yang bercahaya terang
dan memiliki ekor gas debu yang sangat panjang.
D. Planet
Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata
surya. Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat
memantulkan cahaya. Planet yang dekat dengan bumi dapat kita lihat
setiap hari dengan mata telanjang seperti planet venus yang disebut
orang sebagai bintang fajar.
E. Asteroid
Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah
benda berukuran lebih kecil daripada Planet, tetapi lebih besar
daripada meteoride , umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih
dalam dari orbit planetNeptunus. Asteroid berbeda dengan Komet dari
penampakan visualnya. Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara
asteroid tidak.
4.Tata koordinat
1.Tata Koordinat Horison
Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan
paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu
hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu,
untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan
hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu
menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata
koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi
sebelum dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang
yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah.
Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON
pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit
yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit
yang tidak terlihat saat itu.
Penjelasan gambar
UTSB : Bidang horison
UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang
berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai
lingkaran meridian yang sama)
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang
melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara
sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik
Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub
Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith
maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara,
Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami
tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi
(A,h).
Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat
lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus
pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
- Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
- Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat
dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada
penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara
langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat
juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat
yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu
dan gerak harian benda langit.
2.Tata Koordinat Ekuator
Tata koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering
digunakan dalam astronomi. Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak
benda langit dalam skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan
unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu.
Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda
langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang
digambarkan sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal
tersebut disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola
langit sehingga setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat
bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap
lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola
menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan
lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil.
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat.
Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub langit.
Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
Kutub-kutub langit: titik-titik
pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan bola langit
dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit Selatan disebut Kutub
Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut Kutub Langit
Utara (KLU).
Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah
koordinat Aksensiorekta (α) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah
panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan
titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki
dengan arah penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24
jam atau 00 s.d. 3600.
Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran
ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola
langit. Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai
negatif jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara
waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu
Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini
tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries
terhadap Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
- Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.
- Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
- Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
- Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
3.Tata koordinat ekliptika
Jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik
pusat sistem kordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan
suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan
benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata
surya.
Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka
ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit
seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila matahari
dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika
merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang
berbentuk wlips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut.
5.alat-alat kosmografi,planetarium dan boscha
Teropong meridian: Dapat digunakan untuk mengukur tinggi kulminasi
bintang dan dapat juga untuk menentukan berapa jam bintang mencapai
kulminasi
Planetarium: yaitu sebuah bangunan sedemikian rupa yang digunakan untuk memperlihatkan gerakan-gerakan benda-benda langit
Kompas: yaitu bemda atau alat yang digunakan untuk menentukan arah mata angina
Theodolith: ialah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi dan azimuth suatu bintang dilangit
Observatorium: yaitu merupakan tempat menyimpan teropong yang digunakan untuk mengamati benda langit
Sextant: yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tinggi kulminasi
benda-benda langit yang sangat penting untuk menentukan tempat atau
posisi kapal disamudra yang luas atau pesawat terbang di udara.
Teropong equatorial: yaitu alat untuk mengukur deklinasi suatu bintang dan ascension recta bintang
6.penemuan muthahir dibidang kosmografi
Misteri Ledakan Bintang Abad ke-16 Terpecahkan
New york, kamis. Kilatan cahaya terang dilangit yang mengejutkan
astronom Denmark, Tycho Brahe. Lebih dari 400 th lalu bukanlah sesuatu
yang aneh. Setidaknya setelah tim ilmuan mengungkap rahasia dibalik
terjadinya peristiwa yang jarang terlihat kasat mata tersebut.
Sejauh ini, para ilmuan yakin bahwa cahaya terang tersebut berasal dari
ledakan bintang atau supernova. Namun, apa jenis supernova yang
menyebabkannya masih menjadi teka-teki alam sampai kini.
Penelitian terakhir yang dimuat Jurnal Nature menyimpulkan bahwa cahaya
terang tersebut dari ledakkan bintang kembar jenis kerdil putih,
kesimpulan tersebut diperoleh setelah gabungan ilmuan dari Jerman,
Jepang, dan Belanda yang mengamati pantulan cahaya yang dihasilkan
setelah bertahun-tahun.
Cerita mengenai peristiwa yang disebut supernova Tycho milai menyebar
pada 11 November 1572. saat itu Brahe terkejut saat melihat cahaya
terang dilangit yang di duga sebagai bintang baru yang sangat terang di
sekitar rasi bintang Cassiopeia, namun cahaya planet Venus tersebut
ternyata hanya bertahan selama dua minggu dan hilang sepenuhnya setalah
16 bulan kemudian
Karena belum ada teleskop saat itu, Brahe mencatatnya secara detail.
Tidak seperti bulan atau planet, posisi objek. Bercahaya tersebut tidak
bergeser relative terhadap bintang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa
cahaya berada jauh di belakang. Sesaat peristiwa tersebut menjadi
pemandangan yang indah karena berada di tempat yang sama. Sejak
peristiwa itu, Brahe berkomitmen untuk mempelajari bintang secara lebih
intensif dan memulai tradisi astronomi modern.
sumber :
http://geoenviron.blogspot.com/2012/03/proses-perkembangan-ilmiah-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar